Berguru Pada Cicak



Salah satu bentuk ujian Allah SWT untuk manusia adalah diciptakan perasaan gundah gulana, takut, rasa lapar dan merasa kekurangan dari harta benda duniawi. Takut terhadap masa depan yang belum tentu memberikan kemudharatan. Khawatir karena takut miskin dan tidak mendapatkan rejeki yang banyak untuk menjalani kehidupan. 

Dalam surat al Ma’arij ayat 19-21 Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya manusia itu diciptakan selalu keluh kesah dan kikir, apabila ditimpa kemalangan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan dia kikir”. 

Tapi disamping itu Allah SWT dengan kasih sayangnya memberikan pelajaran kepada manusia melalui hewan dan binatang untuk dijadikan i’tibar dalam kehidupan ini, tergantung kita mau dan tidak meluangkan waktu untuk mempelajarinya. Setiap ciptaanNya tidak ada yang sia-sia, semua memiliki manfaat walaupun mereka hidup jauh di dalam tanah. 

Anjing adalah binatang paling setia pada tuannya, lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan madu yang baik pula, tidak pernah menganggu manusia tapi apabila diganggu akan memberikan perlawanan optimal untuk membela diri. Dunia semut yang damai dan selalu bergotong royong ketika mengerjakan sesuatu dan berbagi ketika mendapatkan sebuah rejeki Allah SWT.

Dalam surat al Baqarah ayat 26 Allah SWT berfirman: ”Allah SWT tidak akan malu untuk memberikan contoh dengan nyamuk dan yang lebih rendah daripada itu, orang beriman akan tahu bahwa contoh itu adalah benar dari Allah SWT.” 

Di antara binatang yang bisa dijadikan pelajaran dalam mencari rezki adalah cicak. Anda tahu cicak? Tentu saja tahu, hampir disetiap rumah ada cicak. Cicak punya keistimewaan bisa berjalan di atap dengan badan terbalik, tetapi bukan itu yang ingin saya lihat pada saat ini, justru yang akan kita lihat adalah “kelemahan” cicak yang tidak bisa terbang, sementara makanan cicak bisa terbang.

Secara logika ini tentu saja tidak menguntungkan, tapi cicak tidak pernah putus asa bahkan mengeluh kepada Allah SWT tentang kesulitan yang dihadapinya itu, “Ya Allah SWT kenapa kau ciptakan aku tidak bisa terbang, sedangkan makananku bisa terbang, bagaimana aku bisa makan dan hidup”

Yang dilakukan binatang cicak adalah terus berusaha dengan kemampuan yang diberikan Allah SWT untuk mencari makan demi kelangsungan hidupnya. Mungkin cicak yakin hanya selalu mengeluh dan putus asa tidak akan merubah apa-apa. 

Dari sini bisa kita ambil pelajaran, meskipun cicak tidak bisa terbang tetapi mereka masih bisa memakan nyamuk. Itu menunjukan bahwa cicak sudah di atur rezekinya oleh Allah. Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhil mahfuz). [QS 11:6]

Begitu juga manusia dan makhluk yang lainnya. Allah telah menetapkan rizkinya masing-masing.
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. [QS 14:32]

Rezeki adalah pemberian Allah, bukan dari tempat Anda bekerja sekarang, bukan dari bisnis Anda, bukan dari deposito Anda. Semua itu hanyalah sarana Anda mendapatkan rezeki, karena memang Allah yang memerintahkan kita untuk mencari rezeki tentu saja dengan berbagai sarana.

Yakinlah akan rezeki Allah, jangan yakin dengan rezeki yang sekarang Anda dapatkan ditempat Anda bekerja sekarang ini. Mungkin saja ditempat lain rezeki Anda sudah menunggu. Tidak ada jaminan Anda akan mendapatkan rezeki dari tempat sekarang terus-menerus, karena bukan perusahaan Anda yang meluaskan dan menyempitkan rezeki Anda, tetapi Allah.

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. “[QS 17:30]

Seberapa besarnya gaji Anda, jika Allah telah menetapkan bahwa itu bukan rezeki Anda, maka itu mudah bagi Allah. Mungkin saja rezeki itu menjadi rezeki dokter yang mengobati penyakit Anda. Mungkin saja semua gaji Anda ludes dirampok, dan berbagai kemungkinan lainnya. Bahkan makanan yang tinggal beberapa senti kemulut Anda masih bisa jatuh menjadi rezekinya semut.

Meskipun rezeki sudah di atur oleh Allah, tetapi kita tetap dituntut untuk berusaha sendiri. Cicakpun berusaha, mendekati tempat terang dimana di sana banyak nyamuk.

Sekarang, masih beranikah kita berkeluh kesah dan putus asa dalam mencari rejeki yang Allah SWT ciptakan sangat banyak di bumi ini yang sangat luas, padahal Allah SWT menciptakan kita jauh lebih sempurna dari makhluk cicak, kita punya tangan, kaki, akal dan ilmu untuk mencari rejeki Allah SWT, dan masih layakkah kita berkata: ”ya ampun, susahnya mencari rejeki yang halal”
“Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, [QS 8.53]

0 komentar:

Posting Komentar