MAKANAN yang mengandung
banyak lemak dan gula seperti makanan olahan, diketahui, bisa membuat
Intelligence Quotient (IQ) anak menjadi rendah.
Diketahui pula,
kebiasaan makan pada anak usia 3 tahun membentuk pola pikir mereka saat dewasa.
Terlebih, berdasarkan penelitian ilmuwan Bristol terhadap ribuan anak di
Inggris, terbukti bahwa konsumsi makanan olahan terutama pada anak usia tiga
tahun secara langsung berdampak pada IQ lebih rendah saat anak berusia 8 tahun.
Sebaliknya, makanan
yang dikemas dengan vitamin dan gizi yang baik mampu kualitas mental anak-anak
seiring dengan penambahan usianya. "Ini menunjukkan bahwa efek kebiasaan makan
pada anak usia dini bisa berdampak di kemudian hari," kata salah satu
peneliti, seperti dikutip dari Press Association, Selasa (8/2).
Sementara itu, digelar
pula studi longitudinal Avon terhadap orang tua dan anak (ALSPAC) yang melacak
rekam jejak kesehatan jangka panjang sekitar 14 ribu anak. Dalam studi
tersebut, para orang tua mengisi kuesioner dengan merinci jenis dan frekuensi
makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak mereka ketika berusia 3, 4, 7,
dan 8 tahun. Ditemukan, setiap kenaikan satu poin pada skor pola makan, berupa
catatan asupan lemak, berdampak pada penurunan IQ sebesar 1,67.
Otak memang berkembang
dengan cepat pada tiga tahun pertama kehidupan. "Ada kemungkinan bahwa
nutrisi yang baik selama periode ini mampu mendorong pertumbuhan otak yang
optimal," tambahnya.
Untuk menyiasatinya
berikut beberapa contoh makanan olahan yang perlu dikurangi:
1. Makanan kalengan
yang mengandung banyak sodium.
2. Produk roti putih
dan sejenisnya yang kurang sehat ketimbang gandum.
3. Makanan ringan
kemasan seperti keripik.
4. Makanan beku.
5. Sereal manis dalam
kemasan.
6. Daging olahan.
(Pri/OL-06).
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar