Biasanya, perusahaan konvensional yang berniat mengimplementasikan
e-commerce secara alami akan melalui beberapa tahapan. Berikut tahapan –
tahapan menuju e-commerce :
- Brochurware
Pada tahap pertama, perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium
untuk berpromosi (marketing). Istilah “brochurware” sendiri
memiliki makna dipergunakannya internet sebagai sarana untuk mengembangkan
brosur elektronik. Jenis – jenis informasi standar yang biasa diletakkan dalam
situs perusahaan adalah profil perusahaan, informasi produk dan pelayanan yang
ditawarkan, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan sebagainya.
- Customer Interactivity
Sesuai dengan namanya, pada tahapan berikut perusahaan mulai mengembangkan
kemampuan aplikasi situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah
(dialog) antara perusahaan dan para konsumennya (atau calon pelanggan).
Contohnya adalah fasilitas interactive chatting yang
memungkinkan pelanggan untuk secara interaktif berdiskusi dan melakukan tanya
jawab dengan bagian customer-serviceperusahaan. Prinsip yang
dikembangkan disini adalah menciptakan relasi atau hubungan interaktif dengan
konsumen sebagai salah satu faktor yang menentukan aspek kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
- Transaction Enabler
Tahap selanjutnya adalah pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan
terjadinya transaksi bisnis secara elektronik (e-Commerce). Paling tidak
terdapat dua jenis transaksi bisnis yang umunya terjadi. Pertama,
mekanisme pembelian produk atau jasa oleh konsumen melalui internet. Aktivitas
perdagangan, seperti pemilihan barang melalui katalog, penawaran harga, sampai
dengan pembayaran, dilakukan melalui fasilitas yang tersedia di situs
perusahaan. Kedua, transaksi yang terjadi antara perusahaan dan
rekanan bisnisnya.
- One-to-one Relationship
Dengan tahapan ini diharapkan terjadinya transaksi perdagangan antar
individu. Secara prinsip, yang terjadi disini adalah mekanisme penjualan produk
atau pelayanan berbasis individu yang memungkinkan masing – masing konsumen
untuk berhubungan secara ekslusif dengan individu lain secara bebas. Contohnya
adalah bisnis pelelangan, atau penjualan mata uang (money changer).
Dampak mekanisme perdagangan seperti ini adalah dimungkinkannya seorang
konsumen untuk memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen –
konsumen lainnya.
- Real Time Organizations
Pada tahap kelima ini yang terjadi adalah bisnis non-stop 24 jam. Saat ini
seluruh transaksi diambil alih secara otomatis oleh komputer. Secara real
time calon penjual dan pembeli, melalui situs perusahaan, dapat
bertemu dan melakukan transaksi saat itu juga.
- Communities of Interests
Tahap terakhir dalam tahapan menuju e-commerce adalah kemampuan perusahaan
dalam membentuk sebuah komunitas didunia maya, yang terdiri dari para konsumen
dan rekanan bisnis yang saling bekerja sama untuk menciptakan value di
Internet. Kecepatan evolusi perusahaan dalam memanfaatkan Internet untuk mengembangkan
e-commerce sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber
daya yang memadai.
Kesimpulan :
Dalam perencanaan untuk situs e-commerce, tahapan sangat penting dalam
pengembangan bisnis e-commerce. Dan memulai sebuah perusahaan e-commerce untuk
pertama kalinya, faktor-faktor tertentu harus dilakukan agar bisnis memiliki
kesempatan untuk berhasil. Banyak perusahaan telah bergegas masuk dan
berinvestasi di situs e-commerce tanpa tahap perencanaan dan bisnis berakhir
gagal.
Referensi :