Dalam Alquran, tahun penanggalan yang berhubungan dengan
orbit Bulan keliling Bumi dan orbit Bumi keliling Surya dinamakan dengan SANAH yang kini disebut tahun
Qamariah, sementara yang berhubungan dengan musim
dinamakan dengan 'AAM yang kini disebut tahun Syamsiah atau Solar Year.
Tahun Qamariah atau Lunar Year yang menjadi dasar
penanggalan Hijriah adalah tahun yang panjang waktunya tidak pernah berkurang.
Ini dapat difahami jika orang sudi memperhatikan sejarah dan keadaannya:
Orbit Bumi keliling Surya bukanlah berupa lingkaran bundar karena lingkaran begini akan menggambarkan jarak Bumi dari Surya selalu sama sepanjang tahun, padahal pengukuran dengan sistem parallax menyatakan ada kalanya Bumi sejauh 90 juta mil dari Surya dan ada kalanya sejarak 94 juta mil. Sekiranya orbit bundar itu terlaksana maka Bumi akan kekurangan daya layangnya keliling Surya, dan aktifitas Sunspot di permukaan Surya tetap stabil, bersamaan, padahal perubahan aktifitas itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan Surya pada planet-planet yang kadang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.
Orbit Bumi keliling Surya bukan pula berupa lingkaran elips atau lonjong karena lingkaran begini akan membentuk dua titik perihelion dan dua titik aphelion orbit. Jika ini memang berlaku maka susunan Tatasurya akan kacau balau dengan akibat yang susah diramalkan. Dan dengan pemikiran logis, orbit demikian dapat dikatakan tidak mungkin terjadi dalam tarik-menariknya Surya dengan Bumi, karena setiap kali Bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus tertarik untuk membelokkan arah layangnya ke kiri beberapa derajat mendekati Surya yang dikitari.
Orbit berbentuk lingkaran OVAL adalah satu-satunya yang dilakukan Bumi, memiliki satu perihelion yaitu titik di mana Bumi paling dekat pada Surya sembari melayang cepat, dan satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari Surya waktu mana Bumi melayang lambat. Dengan orbit OVAL begini terwujudlah daya layang berkelanjutan menurut ketentuan ALLAH, begitu pun jarak relatif antara 90 juta mil, dan aktifitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk mewujudkan perubahan cuaca di muka Bumi.
Orbit Bumi keliling Surya bukanlah berupa lingkaran bundar karena lingkaran begini akan menggambarkan jarak Bumi dari Surya selalu sama sepanjang tahun, padahal pengukuran dengan sistem parallax menyatakan ada kalanya Bumi sejauh 90 juta mil dari Surya dan ada kalanya sejarak 94 juta mil. Sekiranya orbit bundar itu terlaksana maka Bumi akan kekurangan daya layangnya keliling Surya, dan aktifitas Sunspot di permukaan Surya tetap stabil, bersamaan, padahal perubahan aktifitas itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan Surya pada planet-planet yang kadang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.
Orbit Bumi keliling Surya bukan pula berupa lingkaran elips atau lonjong karena lingkaran begini akan membentuk dua titik perihelion dan dua titik aphelion orbit. Jika ini memang berlaku maka susunan Tatasurya akan kacau balau dengan akibat yang susah diramalkan. Dan dengan pemikiran logis, orbit demikian dapat dikatakan tidak mungkin terjadi dalam tarik-menariknya Surya dengan Bumi, karena setiap kali Bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus tertarik untuk membelokkan arah layangnya ke kiri beberapa derajat mendekati Surya yang dikitari.
Orbit berbentuk lingkaran OVAL adalah satu-satunya yang dilakukan Bumi, memiliki satu perihelion yaitu titik di mana Bumi paling dekat pada Surya sembari melayang cepat, dan satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari Surya waktu mana Bumi melayang lambat. Dengan orbit OVAL begini terwujudlah daya layang berkelanjutan menurut ketentuan ALLAH, begitu pun jarak relatif antara 90 juta mil, dan aktifitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk mewujudkan perubahan cuaca di muka Bumi.
Keadaan orbit planet demikian dinyatakan ALLAH dengan
istilah SIDRAH pada Ayat 53/14 dan 53/16. Arti Sidrah yaitu TERATAI, bunga mengambang di atas permukaan air sementara uratnya
terhunjam di tanah. Di waktu pasang naik, teratai itu ikut naik dan ketika
pasang surut dia pun ikut turun. Demikian pula Bumi bergerak keliling Surya
dalam orbit Oval yang kemudian dipakai orang pada roda dengan sistem piston
untuk penambah daya dorong pada mesin bertenaga besar.
Lingkaran oval berbentuk telur di mana ada bujur besar
dengan titik
aphelion, dan bujur kecil dengan titik perihelion. Sewaktu Bumi berada pada titik perihelion ini,
tarik-menariknya sangat kuat dengan Surya hingga ketika itu gelombang laut
tampak lebih besar daripada biasanya, dan mulailah penanggalan Muharram selaku
bulan pertama Lunar Year. Karena keadaan Bumi serius sekali, melayang cepat dan
paling dekat dari Surya, lalu dinyatakan Muharram selaku bulan terlarang yaitu Syahrul
Haraam yang
sering pula diartikan dengan "Bulan
Mulia."
Kemudian itu Bumi mulai melayang lambat dan paling lambat
sewaktu berada di titik aphelion yaitu bulan betujuh, maka bulan Rajab itu pun
dinamakan bulan terlarang karena Bumi ketika itu paling jauh dari Surya dalam
keadaan serius. Pada tanggal 27 bulan itu dulunya Muhammad di Mi'rajkan ALLAH
dari Bumi ke planet Muntaha.
Setelah itu Bumi mulai pula melayang cepat karena ditarik
oleh Surya hingga mencapai bulan kesebelas dan lebih cepat pada bulan kedua
belas, yaitu bulan Zulkaedah dan Zulhijah, semakin dekat pada Surya, lalu kedua
bulan itu juga dinamakan bulan terlarang karena nyatanya Bumi dalam keadaan
serius. Pada tanggal 29 Zulhijah, Bumi telah menyelesaikan satu orbitnya 345
derajat Surya, yaitu satu tahun Lunar Year.
Itulah kenapa Muharram, Rajab, Zulkaedah, dan Zulhijah dinamakan empat bulan terlarang, pada bulan-bulan itu Bumi sedang mengalami tarikan kuat dari Surya dan juga mengalami tarikan lemah hingga manusia Bumi bagaikan diberi peringatan tentang planet yang didiami terutama mereka yang mengetahui hisaab atau perhitungan nasib diri. Namun keadaannya mengandung ilmu astronomi yang harus dipelajari setiap diri. Dalam pada itu Rabi'ul Awwal waktu mana Muhammad lahir dan meninggal dunia, begitu pun Ramadhan selaku bulan turunnya Alquran, keduanya tidak dinyatakan bulan terlarang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus individu. Alquran tidak memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan Muhammad walaupun yang pertama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka?bah, dan yang keduanya dinyatakan penyampaian Alquran dan Nabi terakhir.
Itulah kenapa Muharram, Rajab, Zulkaedah, dan Zulhijah dinamakan empat bulan terlarang, pada bulan-bulan itu Bumi sedang mengalami tarikan kuat dari Surya dan juga mengalami tarikan lemah hingga manusia Bumi bagaikan diberi peringatan tentang planet yang didiami terutama mereka yang mengetahui hisaab atau perhitungan nasib diri. Namun keadaannya mengandung ilmu astronomi yang harus dipelajari setiap diri. Dalam pada itu Rabi'ul Awwal waktu mana Muhammad lahir dan meninggal dunia, begitu pun Ramadhan selaku bulan turunnya Alquran, keduanya tidak dinyatakan bulan terlarang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus individu. Alquran tidak memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan Muhammad walaupun yang pertama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka?bah, dan yang keduanya dinyatakan penyampaian Alquran dan Nabi terakhir.
Satu kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat
tetapi 345 derajat dilaluinya selama 354
hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan
Qamariah, Bumi bergerak sejauh 28˚ 45' atau dalam satu hari sejauh 0 derajat
58' 28",4.
Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh
331˚ 15', selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari
sejauh 11˚ 12'. Jadi keliling 360˚ - 331˚ 15' = 28˚ 45' kalau dikalikan 12
bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 derajat gerak edar Bumi
keliling Surya.
Untuk mengitari Surya 360 derajat keliling, maka Bumi
memakai waktu selama 370 hari. Dalam pada itu satu tahun musim pada abad 20
Masehi dijalani Bumi sejauh 355˚ 12' selama 365
hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya
bintang-bintang di angkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh
4˚ 48'.
Jadi menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi
bergerak keliling Surya sejauh 355˚ 12' yaitu 4˚ 48' sebelum mencapai titik
lingkaran penuh, hingga 360˚ - 355˚ 12' = 4˚ 48' jika dikalikan dengan 75 tahun
musim menjadi 360˚ barulah Bumi berada pada posisi pertama selaku awal
tahunnya. Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin berada kembali pada
posisi tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau, karena Bumi
sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.
Namun jika dihitung menurut
tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai orbitnya dari titik
perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu
bergerak 345 derajat keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran
360 penuh. Setelah 24 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi
bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu setiap
bintang di angkasa berada kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan
posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi juga berada
kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.
Kesimpulan
:
Ternyata perbedaan itu berdasarkan dasar sistem
perhitungannya. Penanggalan Masehi berdasarkan peredaran bumi mengelilingi
matahari, sedangkan penanggalan Hijriyah berdasarkan peredaran bulan
mengelilingi bumi.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar