Tim peneliti
dari University of California, San Francisco, (UCSF) dan University of Alabama,
AS, melakukan studi tentang fungsi paru-paru. Kelompok peneliti itu menemukan
bahwa ganja memiliki efek merusak yang lebih rendah daripada tembakau atau
rokok. Meskipun dua zat itu mempunyai komponen yang sama.
Melansir
situs resmi UCSF, 11 Desember 2013, penelitian itu melibatkan lebih dari
5.000 orang dewasa di AS selama kurun waktu 20 tahun.
Hasilnya,
merokok tembakau dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang signifikan, seperti
gejala pernafasan, penyakit paru-paru kronis, bahkan kanker paru-paru.
Terbukti, lebih dari 443.000 kematian di dunia disebabkan oleh tembakau.
Sementara
itu, berdasarkan data U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
efek penggunaan ganja dalam jangka panjang terhadap kerusakan paru-paru
masih sangat jarang ditemukan.
"Kami
sangat terkejut dengan temuan ini. Kami menemukan pola yang berbeda dari
paparan tembakau dan ganja pada paru-paru," kata Mark Pletcher, pemimpin
penelitian dan Profesor Epidemilogi Klinis dari UCSF.
Pada
dasarnya, efek buruk dari tembakau dan ganja terhadap paru-paru hampir sama.
Namun, itu menjadi berbeda ketika jumlah yang dikonsumsinya berbeda.
Perbandingan paru-paru perokok (kanan) dan bukan
perokok. (drugabuse.gov)
"Intinya, semakin banyak Anda menghisap rokok
maka semakin banyak kerugian yang Anda dapatkan. Pengguna tembakau biasanya
menghisap rokok hampir 10 sampai 20 batang per hari," papar Pletcher.
"Beda halnya dengan ganja yang hanya dikonsumsi
sebanyak satu sampai tiga batang dalam sebulan. Itulah mengapa paparan ganja
tidak begitu merusak paru-paru," kata Stefan Kertesz, rekan penelitian
dari University of Alabama.
Selain itu, pada umur 20-an tahun, banyak remaja yang
masih mencoba-coba ganja. Jadi, efek merusak jangka panjangnya relatif lebih
rendah.
"Efek berbahaya dari ganja terhadap paru-paru
bisa jadi lebih berbahaya daripada tembakau. Persoalannya adalah banyak pengguna
ganja saat ini yang takut untuk dijadikan bahan penelitian," ujar Kertesz.
Studi lanjutan
Untuk mengetahui efek jangka panjang dari pengguna
ganja, tim peneliti akhirnya mulai meneliti orang dengan rentang umur 18 sampai
30 tahun yang terdapat di Oakland, Chicago, Minneapolis, dan Birmingham.
Mereka mengajukan diri menjadi bagian dari penelitian
jangka panjang dan bersedia menjawab pertanyaan seputar pemakaian tembakau dan
ganja.
"Kami percaya mereka bisa melengkapi data
mengenai pengetahuan tentang efek yang tidak berbahaya pada ganja terhadap
paru-paru. Dan manfaat lain ganja, seperti mengurangi rasa sakit, merangsang
nafsu makan, meningkatkan mood, dan lainnya," kata Pletcher.
Dari penelitian itu, diharapkan dapat menemukan
kesimpulan bahwa penggunaan ganja bisa dilakukan untuk tujuan lain yang tidak
berkaitan dengan kerusakan paru-paru.
"Kami sangat berhati-hati dalam mengungkap efek
dari ganja. Fokus kami adalah menemukan efek berbahaya dari ganja terhadap
paru-paru, terutama pada orang yang sering mengonsumsi ganja selama
bertahun-tahun," ujar Pletcher.
Pendapat saya
Menurut saya kedua-duanya baik rokok ataupun ganja itu
sangat merugikan bagi kesehatan penggunanya. Terutama dampak rokok tidak hanya
merugikan dirinya sendiri tapi juga dapat merugikan orang lain karena menghirup
asap dari si perokok.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar