Dari semua
perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, kantor Google mungkin
adalah salah satu yang paling menarik dikunjungi. Raksasa mesin pencari ini
dikenal memiliki budaya kerja unik, di samping royal menebar berbagai macam
fasilitas untuk karyawannya agar betah berkarya.
Tak terkecuali Google Indonesia, yang belakangan ini
pindah ke kantor baru di bilangan Senayan, Jakarta. Hari Rabu (27/11/2013),
perwakilan Google untuk wilayah Indonesia tersebut mengajak sejumlah jurnalis
untuk melongok bagian dalam markasnya itu, termasuk Kompas Tekno.
Nah, seperti apakah kantor Google Indonesia? Ikuti
hasil penjelajahan Kompas Tekno berikut ini.
"Gelora Asmara"
"Gelora Asmara"
"Kantor ini baru selesai direnovasi minggu lalu,
suasananya sengaja dibuat agar memudahkan tim-tim kecil dalam Google untuk
berdiskusi, tanpa harus menunggu dipanggil oleh bos, misalnya," ujar
Country Head Google Indonesia Rudy Ramawy ketika memberikan pengantar untuk
mengawali tur singkat Google.
Memang, terkait urusan
diskusi, Google menyediakan macam-macam sarana. Di samping perlengkapan teleconference,
kegiatan rapat pun bisa dilakukan di banyak ruang rapat berbeda ukuran yang
bertebaran di kantor ini. Tinggal pilih mana yang menyediakan jumlah bangku
yang cocok.
Tiap-tiap ruang
tersebut memiliki nama yang unik, beberapa terdengar cukup nyeleneh seperti
"Gudang Rezeki", "Pangkalan Ojek", dan "Gelora
Asmara". Rudy mengaku nama-nama tersebut diusulkan oleh para karyawan
Google dan dimaksudkan untuk mengundang rasa penasaran.
"Biasanya
pengunjung atau karyawan Google dari negara lain akan bertanya apa artinya,
lalu kami akan menjelaskan makna nama-nama tersebut agar mereka lebih mengenal
budaya Indonesia," papar Rudy, sembari menambahkan bahwa tim Google
sengaja tak memilih nama yang umum. "Soalnya, kalau cuma nama yang
terkenal seperti 'Bromo' kan bisa langsung cari di Google dan diketahui itu
apa". Sayang, dia kurang merinci alasan di balik penamaan ruang "Gelora
Asmara".
Ketika para karyawan
ingin ngobrol dalam suasana yang lebih santai pun, kantor Google
menyediakan semacam lounge untuk diskusi. Tempat ini terletak di
sebuah teras di atas area resepsionis dan menyediakan pemandangan langsung ke
jantung kota Jakarta, mengarah ke Jalan Asia Afrika dan Stadion Utama Gelora
Bung Karno.
Di sini terdapat
beberapa meja, sofa, dan kursi yang ditata dalam beberapa ruang terbuka. Ada
pula tempat rapat unik yang tidak berisi kursi, tetapi kasur dan bantal dengan
susunan berundak mirip sawah di pegunungan.
Ingin lebih santai lagi? Ada area bermain yang dilengkapi beberapa alat hiburan seperti konsol Xbox 360, lengkap dengan perangkat motion control Kinect. Bermain tampaknya sama sekali bukan hal yang tabu di kantor Google. Sebaliknya, kegiatan ini malah difasilitasi.
Cetakan batik
Sebagai perwakilan di
Indonesia, tak aneh jika Google berusaha menyertakan elemen-elemen budaya
Indonesia dalam desain kantornya.
Hal tersebut antara
lain terwujud dalam gambar tokoh wayang Punakawan, yaitu Semar, Petruk, Bagong,
dan Gareng yang mejeng di panel kaca besar salah satu ruang rapat.
Rudy sendiri mengaku
juga menyumbang ide untuk menegaskan identitas para karyawan Google di
kantornya. "Usulan saya adalah meletakkan cetakan batik di logo Google di
bagian resepsionis," katanya.
Ternyata ada alasan
tersendiri di balik gagasan tersebut. "Karena ada kawan dari negara
tetangga yang 'mengklaim' batik, mereka mendesain logo di kantor dengan elemen
kain batik," ungkap Rudy, tanpa menyebutkan negara mana yang dimaksud.
Dengan demikian, Google
Indonesia pun tampil dengan cetakan batik. Makna simbolisnya, Indonesia adalah
"sumber" dari kain batik. "Kalau tidak ada cetakan, kan tidak
ada batiknya," ujar Rudy. Tentu, batik sejati dibuat dengan teknik melukis
malam, tetapi agaknya canting kurang praktis untuk ditempelkan di tembok.
Dari skema yang
terpampang di lokasi, kantor Google memiliki cubicle berjumlah 82
buah. Saat ini, Rudy mengatakan bahwa baru separuh tempat tersebut yang terisi,
semuanya terdiri dari tenaga kerja asal Indonesia. Kantor besar yang mengambil
keseluruhan lantai 28 dari menara Sentra Senayan II itu pun terkesan lowong.
Hari itu para karyawan
sedang berkumpul di kantin khusus yang luasnya lebih dari cukup untuk menampung
mereka semua. Tentu, seperti halnya kantor Google di negara lain, tempat ini
pun menyediakan makan siang dan camilan gratis.
"Kenapa gratis?
Jika orang masih terusik dengan perut yang lapar, mereka tidak bisa berpikir
secara inovatif dan bebas. Tak seperti perusahaan lain yang punya tambang,
misalnya, modal kami hanya manusia. Maka dari itu, para karyawan pun dalam hal
ini di-maintain," tutup Rudy.
Pendapat
Saya
Tidak heran kalau
google menjadi perusahaan yang sangat maju berkat teknologi search engine dan
androidnya karena dilihat dari keadaan kantor kerjanya saja tidak menampilkan
suasana yang sibuk seperti kebanyakan kantor-kantor yang lain. Google betul-betul
memanjakan karyawannya supaya betah dikantor dan tidak dalam keadaan tertekan
seperti kebanyakan orang bekerja. Dengan suasana kerja yang santai, tidak
tertekan membuat para karyawan bekerja dengan sepenuh hati dan menciptakan
ide-ide kreativitas yang berkualitas.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar