VIVAnews - Serangan
cyber yang berasal dari Indonesia terus melonjak. Dari laporan terbaru Akamai,
posisi Indonesia tercatat sebagai negara yang paling banyak melakukan serangan
siber.
Melansir
PC Magazine, 17 Oktober 2013, pada kuartal kedua tahun 2013, Akamai
mencatat serangan siber dari 175 negara di dunia.
Hasilnya,
Indonesia muncul sebagai negara yang paling sering melakukan peretasan server,
dengan 38 persen dari total serangan siber di dunia. Angka itu melonjak dari
triwulan pertama tahun 2013 yang berjumlah 21 persen.
Di
posisi kedua terdapat China yang sebelumnya pada triwulan pertama menduduki
posisi pertama. Jumlah serangan siber di Negara Tirai Bambu itu sebanyak 33
persen, turun satu persen dari triwulan pertama tahun ini.
Lalu,
posisi ketiga diraih oleh Amerika Serikat. Total serangan siber yang berasal
dari negara adidaya itu menurun dari 8,3 persen pada triwulan pertama menjadi
6,9 persen pada triwulan kedua tahun 2013.
Rata-rata serangan siber yang dilakukan lebih kepada serangan pada port 443 (HTTPS) dan port 80 (WWW). Keduanya menduduki posisi pertama dan kedua yang sering menjadi sasaran serangan siber.
Namun, laporan terbaru
Akamai belum tentu valid, karena belum bisa dipastikan apakah serangan siber
tersebut benar-benar berasal dari Indonesia. Karena, riset ini menggunakan
sampel IP address, yang sebenarnya bisa saja dilakukan oleh peretas
dari luar Indonesia yang memanfaatkan IP address Indonesia.
Dalam laporannya,
Akamai juga merilis konektivitas dan kecepatan Web di beberapa negara. Hongkong
menjadi negara yang memiliki kecepatan akses Internet tercepat di dunia.
Kecepatan tertinggi akses Internet di Hongkong menembus 65,1 Mbps, disusul Korea Selatan dengan kecepatan 53,3 Mbps. Peringkat ketiga diduduki Jepang dengan kecepatan 48 Mbps. Sementara Amerika Serikat tidak berada posisi 10 teratas, kecepatan Internetnya paling tinggi hanya 8,7 Mbps.
Kecepatan tertinggi akses Internet di Hongkong menembus 65,1 Mbps, disusul Korea Selatan dengan kecepatan 53,3 Mbps. Peringkat ketiga diduduki Jepang dengan kecepatan 48 Mbps. Sementara Amerika Serikat tidak berada posisi 10 teratas, kecepatan Internetnya paling tinggi hanya 8,7 Mbps.
Bagaimana dengan
Indonesia? Masih sangat ketinggalan. Kecepatan maksimum Internet-nya 11,3 Mbps.
Sedangkan kecepatan rata-ratanya 1,7 Mbps, masih di bawah rata-rata kecepatan
Internet dunia yang mencapai 3,3 Mbps.
Analisa
Saya :
Melihat dari artikel
diatas, terdapat hal positif dan negatifnya :
Negatifnya
:
Yang pertama adalah indonesia
memang unggul dibandingkan negara-negara lain yang lebih maju namun sayangnya
itu bukan hal yang membanggakan karena indonesia lebih unggul dibidang
kejahatan yaitu kejahatan dunia cyber. Dan yang kedua adalah berkembang
pesatnya serangan cyber di indonesia tidak berbanding lurus dengan kecepatan
internetnya yang masih kalah jauh dibanding dengan negar-negara lain.
Positifnya
:
yang pertama Indonesia akan lebih
dikenal dimata dunia meskipun itu mengandung unsur kejahatan. Tapi setidaknya
negara lain akan berpikir ulang jika hendak meretas situs-situs asal indonesia
karena banyaknya hacker dinegara tersebut. dan yang kedua banyak rakyat indonesia yang
menguasai internet.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar