JAKARTA - Ketua Gerakan
Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengurai persoalan mengapa korupsi di
Indonesia sulit diberangus. Hal itu lantaran korupsi sudah dilakukan secara
berjamaah.
“Kenapa kasus-kasus
korupsi saat ini tidak bisa diberantas? Karena yang melakukan korupsi itu saat
ini bukan lagi orang per orang, melainkan sudah dilakukan oleh rezim. Rezim
korupsi seperti saat ini,” ujarnya dalam acara seruan bersama dan dukungan pada
gerakan mahasiswa untuk memimpin perlawanan rakyat hingga titik darah
penghabisan di Galery Kafe Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (01/03/12).
Menurut Adhie, modus
korupsi yang lazim dan banyak dilakukan biasanya dengan cara memanipulasi
anggaran. “Misalnya saja, harga handphone Rp1 juta, tapi ditulis dalam anggaran
Rp3 juta, Rp2 juta dibagi-bagi untuk kepentingan sendiri. Lalu ketika anggaran
turun, handphone yang dibeli tidak seharga Rp1 juta, tapi Rp500 ribu. Sisanya
dimakan sendiri. Begitulah kira-kira korupsi di Indonesia ini. Banyak potongan
sana-sini,” lanjutnya.
Sementara itu pendeta
Roy Simanjuntak yang juga hadir dalam acara ini menuturkan dalam situasi krisis
kepercayaan nasional seperti saat ini, mahasiswa dan kelas menengah harus dapat
mengambil peran sebagai agen perubahan.
“Kalau mau
menyelamatkan negeri ini, mahasiswa harus ada di depan sebagai barisan pelopor.
Pergerakan harus diipimpin oleh mahasiswa. Maka sekarang, pakailah lagi jaket
almamatermu, mahasiswa! Karena hanya jaket mahasiswa itu yang masih dipercaya
oleh rakyat. Jaket partai politik sudah tidak dipercaya lagi,” ujarnya.
Menurut Pendeta Roy,
tuntutan utama dari diadakannya forum tersebut adalah mendukung gerakan
mahasiswa untuk menurunkan SBY dan Boediono segera. “Masalah kita sudah pada
tingkat nasionalisme. Menurunkan SBY dan Boediono adalah bagian penting dari
ideologi kita. Selamatkan Indonesia dengan turunkan SBY. Kalau tidak, jangan
harap Negara ini bisa bertahan,” pungkasnya.
Pendapat
Saya :
Menurut saya, selain
alasan diatas banyak faktor yang mempengaruhi sulitnya memberantas korupsi di
indonesia diantaranya terlalu ringannya hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa
korupsi. Ya, memang hukuman bagi kaum korupsi di indonesia tidak sebanding
dengan perbuatannya yang hanya dihukum beberapa tahun saja, jarang yang
dikenakan hukum sampai puluhan tahun. Jika pemerintah serius dan berani,
berlakukanlah hukuman mati bagi para koruptor seperti yang dilakukan oleh
negara china. China tidak hanya menghukum mati koruptor kelas bawah tapi mereka
juga berani menghukum mati koruptor sekelas menteri jika memang dia bersalah. Dengan
melihat keadaan hukum di negara kita seperti itu, bukan tidak mungkin sebagian
orang berfikir melakukan korupsi adalah sebagai profesi baru atau lapangan
kerja baru yang menghasilkan banyak uang dengan mudah dan cepat, dan kalaupun
ketahuan hukumannya pun tidak sampai puluhan tahun. Dan setelah bebas mereka
pun masih tetap kaya dari sisa hasil uang korupsi yang masih banyak.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar