Faktor Penyebab Ketidaklulusan UN


Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya ujian nasional (UN) bagi siswa. Disamping faktor akademis seperti kurangnya persiapan dalam belajar menghadapi UN, juga faktor lainnya seperti faktor teknis. Dalam artikel ini kami akan menyampaikan faktor-faktor penyebab siswa tidak lulus UN berkaitan dengan kebijakan standar kelulusan dari Pamerintah, terutama untuk jenjang SMA/MA/SMK dan SMP/MTs berupa batas minimum kelulusan.
Mendikbud menyampaikan bahwa terdapat dua faktor ketidaklulusan siswa dalam Ujian Nasional (UN) :
  1. Nilai rata-rata yang di bawah 5,5 (Untuk penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2013, batas nilai minimum kelulusan bagi para siswa ditargetkan tetap pada angka 5,5.)
  2. Salah satu atau lebih nilai mata pelajaran bernilai kurang dari empat. Dari pemetaan hasil UN, diketahui sebanyak 5301 siswa atau 69,94 persen dari total ketidaklulusan adalah dikarenakan rata-ratanya tidak mencapai 5,5. Sedangkan 30,06 persen atau 2.278 siswa lainnya dikarenakan ada satu atau lebih mata pelajaran yang kurang dari 4.

      Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh bahwa rata-rata yang tidak mencapai nilai 5,5 atau ada mata pelajaran yang tidak mencapai nilai 4 itu bisa juga dikarenakan nilai ujian sekolah siswa tidak lengkap. Jumlah ketidaklulusan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 1.994 siswa atau 5,50 persen, disusul Provinsi Gorontalo dalam jumlah persentase 4,24 persen.

Disamping itu tingkat kesulitan soal ujian nasional juga berpengaruh terhadap angka ketidaklulusan siswa dalam UN. Simak saja apa yang diperoleh Prov. Bali tahun 2012. Siswa provinsi ini yang kerap menjadi jawara dalam ujian di serenjang nasional, pada UN tahun 2012 mengalami penurunan. Penurunan prestasi Ujian Nasional (UN) di Bali tak hanya ditingkat SMA, dalam pengumuman hasil UN SMP juga terjadi hal yang sama. Bahkan jumlah siswa SMP di Bali yang gagal UN tahun ini mencapai 145 siswa.

Tingkat kelulusan UN SMP tahun ini jauh merosot dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, dari 56.690 siswa yang tak lulus hanya 38 siswa, namun di tahun 2012 ini dari 58.970 peserta yang tak lulus mencapai 145 siswa.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Gde Sujaya bahwa kelulusan UN tahun 2012 mencapai 99,75 persen, menurun dibandingkan tahun 2011 dengan tingkat kelulusan 99,93 persen.

Mata pelajaran yang menjadi masalah bagi siswa adalah matematika. Nilai rata-rata terendah siswa pada UN tahun 2012 pada pelajaran Matematika, bahkan nilai terendah mencapai 2,90. Gde Sujaya mengatakan bahwa matematikalah sebagai penyebabnya. Hal ini dimungkinkan persiapan siswa yang kurang bagus, infrastruktur yang kurang mendukung, gurunya yang kurang bisa memberikan proses pembelajaran yang menarik ataukah ada penyebab lainnya.

 Sebagai informasi bahwa pada tahun lalu sebaran tingkat kesulitan soal UN yang mudah hanya 10 persen, soal dengan bobot sedang 80 persen dan soal yang sukar sebanyak 10 persen. Sementara untuk tahun 2013, soal sukar akan ditambah menjadi 20 persen.


Analisa saya :

Yang dimaskud dengan karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membacanya.

Dengan mengacu kepada pengertian karya tulis ilmiah diatas, saya meyimpulkan bahwa tulisan diatas termasuk kedalam karya tulis ilmiah populer, karena topik yang dibahas sudah umum dikenal oleh semua kalangan masyarakat dan dari segi penulisannya pun menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh pembaca walaupun tulisan diatas menggunakan metode ilmiah tetapi cara penyampaiannya dapat dimengerti oleh semua orang.

0 komentar:

Posting Komentar